Vietnam mungkin hanya salah satu negara di Asia Tenggara. Tapi masih belum banyak orang Indonesia yang mengunjungi negara yang pernah dijajah oleh Perancis ini. Anita Nur Fitriany, seorang freelance content writer, akan menceritakan pengalamannya mengunjungi tempat di mana metode Drip Coffee ini berasal.

Vietnam yang Menyenangkan

Agustus kemarin Saya pergi backpacking ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Perjalanan dimulai di Malaysia dan berakhir di Vietnam. Semua perjalanan direncanakan lewat darat dengan harapan akan ada hal baik yang terjadi sepanjang perjalanan.

Saya mengunjungi Ho Chi Minh City yang dulunya dikenal sebagai Saigon. Saat itu Saya sama sekali tidak tahu mau melakukan apa ketika sampai di sana. Saya hanya tahu kalau kebanyakan orang di sini tidak mengerti bahasa Inggris. Ditambah lagi, dengar-dengar Saya harus ekstra hati-hati dengan copet dan penipu di sini. Hal-hal tersebut sedikit membuat takut jadi Saya putuskan tidak jalan-jalan terlalu jauh kecuali untuk mencari makan.

Hari berikutnya Saya pergi ke sebuah area turis mengikuti arahan Google Maps. Salah satunya bisa dicapai dengan berjalan kaki dari tempat Saya sarapan. Tempat itu adalah Saigon Post Office dan Notre Dame Cathedral. Di hari ketiga, Saya mengunjungi lebih banyak lagi tempat seperti Opera Theatre, Masjid Musulman, People’s Committee Buiding, Saigon Bookstreet, Benh Tanh Market, dan Cu Chi Tunnel.

Untuk membuat perjalanan semakin menyenangkan, Saya bertanya pada teman tentang kota menarik untuk dikunjungi ketika di Vietnam. Ternyata ada banyak! Khususnya tempat-tempat yang memiliki pemandangan alam yang indah. Jadi Saya memutuskan untuk ke Da Lat setelah mempertimbangkan ongkos dan jarak dari tempat Saya saat itu.

Da Lat adalah salah satu dataran tinggi di Vietnam. Hujan deras dan angin kencang menyambut Saya ketika tiba di Da Lat. Tapi secara keselurhan, kotanya sangat tenang jika dibandingkan dengan Ho Chi Minh yang berisik dengan suara klakson mobil dan pengendara tidak sabaran di setiap langkah.

Tempat favorit Saya di Da Lat adalah Crazy House, Da Lat Railway Station, dan Cu Chi Tunnel karena masing-masing tempat memiliki suasana berbeda meskipun berada di negara yang sama. Cu Chi Tunnel adalah sebuah tempat yang berkesan karena Saya bisa mengalami bagaimana rasanya menjadi tentara Vietnam dalam perang melawan Amerika dan bagaimana saat itu mereka harus berjalan menyusuri terowongan sepanjang 30 meter. Untuk Saya, hal tersebut melelahkan bahkan Saya hampir pingsan ketika mencapai ujung terowongan.

Orang Vietnam memiliki karakter yang mirip dengan orang Indonesia, khususnya orang dari Jakarta. Mereka ramah dan selalu siap membantu jika mengerti bahasa Inggris atau kita menggunakan Google Translate. Saya baru tahu kalau orang Vietnam selalu terburu-buru. Itulah mengapa ngebut ketika berkendara adalah hal yang umum di sini dan bukan karena pengendaranya arogan. Fakta lainnya adalah Vietnam tidak memiliki uang koin seperti di Kamboja. Meski begitu, kurs Vietnam lebih murah dari pada kurs Kamboja. Kurs mereka setengahnya dari rupiah, jadi Anda tidak akan pernah merasa terlalu miskin di sana.

Hampir setiap Minggu di Ho Chi Minh City diadakan acara pertukaran budaya. Acara ini biasanya diadakan di sebuah kedai kopi yang dirancang menjadi tempat untuk bertemu warga lokal dengan para backpacker. Setiap relawan yang mengajar di sana akan mendapatkan secangkir kopi dari kedai kopi tersebut. Tidak hanya itu, beberapa distrik di Ho Chi Minh City bahkan memberikan kesempatan para relawan mengajar bahasa Inggris untuk jangka panjang. Sebagai apresiasi, mereka akan menyediakan akomodasi gratis dan sertifikat mengajar.

Jika bicara tentang makanan, Vietnam tidak hanya terkenala akan Lumpia Udang dan Pho. Negara ini juga punya Banh Mi, Green Bean Cake, Ca Phe Sua, Kopi Telur, dan banyak lagi. Untuk menemukan makanan kaki lima di Ho Chi Minh City, Anda bisa menjelajahi darerah Benh Tanh atau Bui Vien.

Berikut ini beberapa tips yang perlu diketahui sebelum mengunjungi Vietnam:

  • Google Maps adalah sahabat Anda untuk merencanakan rute atau tempat yang ingin dikunjungi.
  • Siapkan uang tunai dalam USD, tempat penukaran uang di sana sangat menyukainya. Tapi mereka juga tetap menerima Ringgit dan SGD.
  • Tetap waspada karena di sana ada banyak sekali penipu dan copet.
  • Jangan menggenggam ponsel ketika sedang berada di pinggir jalan.
  • Tetap santai ketika diklakson oleh pengemudi Vietnam. 🙂
  • Baca blog backpacker lain yang pernah mengunjungi tujuan Anda. Mereka biasanya memberikan banyak petunjuk tentang tempat-tempat menarik yang perlu dikunjungi dan bagaimana mencapai ke sana.
  • Menawarlah dengan total ketika belanja cinderamata di pasar mana pun karena awalnya penjual biasanya akan memberikan harga yang tidak masuk akal. Ini untuk menghindari penyesalan ketika melihat cinderamata yang sama di tempat berbeda tapi dengan harga tetap yang lebih murah.
  • Jika ingin berpetualang, Anda bisa menyusuri bagian Selatan sampai Utara dengan menyewa sepeda motor.

Baca Juga: Rayakan yang Baru Bersama Kallula

You May Also Like