Mari kami perkenalkan Anda kepada duo musisi yang menjanjikan, Mantra Vutura. Terdiri dari sepasang sahabat, Tristan Juliano dan Zakari Danubrata, duo pop elektronik ini menawarkan penggemar (dan calon penggemar) mereka suara-suara dari dunia luar. Dengan album kedua, kita akan dibawa ke warna baru musik mereka yang tetap berada pada gaya khasnya. Cari tahu lebih banyak tentang keduanya dan album yang akan rilis di akhir Oktober 2019 ini.
Contents
- 1 Mantra Vutura
- 1.0.1 Ceritakan sedikit tentang Mantra Vutura!
- 1.0.2 Sudah berapa lama kalian berteman?
- 1.0.3 Seperti apa musik Mantra Vutura?
- 1.0.4 Siapa atau atau yang menjadi inspirasi ketika Anda membuat musik?
- 1.0.5 Adakah bantuan dari ayahnya Tristan [Konduktor/Komposer Addie M.S.] selama proses membuat musik?
- 1.0.6 Siapa atau apa yang membuat Anda berpikir kalau menjadi musisi adalah sebuah jalan hidup?
- 1.0.7 Ceritakan tentang album terbaru Anda!
- 1.0.8 Apakah temanya akan ditampilkan pada judul atau hanya sebagai vibe dari musiknya?
- 1.0.9 Bagaimana dengan proses kolaborasinya?
- 1.0.10 Apa yang diharapkan dari album terbaru Anda?
- 1.0.11 Apa yang membedakan album ini dengan yang pertama?
- 1.0.12 Selanjutnya ada apa dari Mantra Vutura?
Mantra Vutura
Ceritakan sedikit tentang Mantra Vutura!
Tristan: Mulanya adalah sebuah kebetulan. Suatu hari Saya dan Zaki ingin membeli synthetizer. Kami berakhir di Double Deer dan mengira mereka menjual synthetizer. Ternyata, itu adalah sebuah akademi untuk produksi musik digital. Dan kami pikir, “Yuk coba bikin musik di sini kalau begitu!” Sejujurnya, ide untuk bermusik bersama sudah ada sejak lama. Dalam tiga bulan, kami punya trek sendiri sebagai Mantra Vutura di bawah Double Deer.
Sudah berapa lama kalian berteman?
Zaki: Lama sekali! [Laughed] Sejak TK, SD, SMP, SMA, kuliah, dan sekarang bermusik bekerja bersama dengan musik kami. Itu tidak disengaja karena kamis sebenarnya tidak perlu bersama di setiap jenjang kehidupan. Tapi takdir membawa kami ke tempat sekarang, jadi Saya tidak bisa mengeluh.
Seperti apa musik Mantra Vutura?
Tristan: Terdapat dua fase. Fase pertama terlihat kalau karakteristik kami adalah suara yang epik atau astral yang terpengaruh oleh Hans Zimmer. Fase kedua adalah ketika kami mencoba menjelajahi lebih banyak genre di luar zona nyaman saat ini.
Zaki: Jujur saja, di albm kedua ini kami yang menyesuaikan dengan para kolaborator. Tapi rasanya seperti para kolaborator itu yang di-Mantra-kan oleh kami. Jadi Anda akan mendengar suara pop, rock, dan banyak lagi dari album ini.
Siapa atau atau yang menjadi inspirasi ketika Anda membuat musik?
Tristan: Hans Zimmer, Barasuara, dan [jeda] Addie MS dan orkestranya [tertawa]. Itulah mengapa Saya ingin Mantra memiliki nuansa epik di setiap lagu yang kami buat.
Adakah bantuan dari ayahnya Tristan [Konduktor/Komposer Addie M.S.] selama proses membuat musik?
Tristan: Bisa dibilang, dengan maksud baik, ini adalah ruang di mana akhirnya Saya bisa mengekspresikan musik Saya dan Zaki tanpa bantu dari beliau. Rasanya seperti bisa menjadi diri sendiri dengan musik Saya.
Zaki: Secara keseluruhan, komentar beliau tidak pernah tentang musik yang kami buat. Lebih ke arah teknis seperti volume dari bagian tertentu ada yang harus diturunkan karena terlalu keras dan sejenisnya. Itu juga hal-hal yang kami tanyakan. Lagi pula, beliau juga tidak pernah membatasi kreativitas kami ketika membuat musik.
Siapa atau apa yang membuat Anda berpikir kalau menjadi musisi adalah sebuah jalan hidup?
Zaki: Secara pribadi, ketika Saya berada di panggung untuk pertama kali dan melihat orang-orang bisa menikmati apa yang Saya berikan adalah pengalaman yang menyenangkan. Karena ketika orang-orang bisa menikmati apa yang Saya berikan untuk mereka, di situ Saya merasa bermanfaat sebagai manusia.
Tristan: Saya merasa sangat senang ketika lagu yang kami buat didengar banyak orang. Dan mereka tidak hanya mendengarkan tapi juga bersyukur bisa menikmati semesta ditemani musik kami.
Ceritakan tentang album terbaru Anda!
Tristan: Album terbaru kami, Human, akan dirilis pada 25 Oktober. Terdapat 5 kolaborator di album ini, Danilla Riyadi, Bam Mastro, Elda Suryani, Agatha Priscilla, dan Luise Najib.
Zaki: Kebanyakan orang mengenal tentang Tujuh Dosa Besar (The Seven Deadly Sins). Di album ini, kami memperkenalkan kebalikannya yang disebut Tujuh Kebajikan (The Seven Virtues). Terdapat tujuh kebajikan manusia yang direpresentasikan oleh kelima kolaborator dan sisanya oleh kami sendiri, Tristan dan Zaki. Jadi setiap lagu memiliki sesuatu yang berhubungan dengan kebajikan yang Saya bilang tadi.
Tristan: Saya senang ketika banyak lagu bagus tentang isu politik atau lingkungan, kami mempromosikan sifat dan nilai dari seorang manusia. Di mana kita sebagai manusia juga harus ingat untuk menampilkan tujuh kebajikan tersebut ke sesama.
Apakah temanya akan ditampilkan pada judul atau hanya sebagai vibe dari musiknya?
Tristan: Masing-masing kolaborator memilih salah satu dari tujuh kebajikan. Contohnya, Danilla ambil Kerendahan Hati. Nanti lagunya akan menceritakan tentang kerendahan hati yang direpresentasikan oleh Danilla sendiri. Jadi setiap kolaborator bisa menginterpretasikan kebajikan yang mereka pilih ke dalam musik mereka.
Bagaimana dengan proses kolaborasinya?
Zaki: Awalnya kami tidak ada yang mengenal mereka. Hanya pernah diperkenalkan pada beberapa dari mereka untuk proyek lain. Tapi kami hanya bertemu saat latihan, main di panggung, dan ya sudah sampai situ saja. Tidak ada kontak lebih jauh.
Kami juga membuatkan masing-masing lagu secara spesifik untuk orang-orang tertentu. Contoh, lagunya Danilla. Jika bukan dia yang mengisinya, kami tidak tahu siapa yang pas untuk menyanyikan lagu tersebut. Jadi kami khusyu’ berdoa supaya dia mau menerima proposal kami. Pada saat itu kami sama sekali belum pernah bertemu Danilla. Prosesnya adalah mengirimkan file via WhatsApp dan bertanya apakah dia berkolaborasi denngan kami. Danilla setuju dan sekarang Anda bisa mendengar hasilnya di platform musik digital.
Untuk kolaborator yang lain bisa dibilang cukup mirip prosesnya.
Apa yang diharapkan dari album terbaru Anda?
Zaki: Kelima kolaborator kami memiliki suara yang khas dan punya massa mereka sendiri. Saya harap para fans dari kelima orang itu dapat melihat sisi berbeda mereka dengan mendengarkan album ini. Semoga saja ini akan memberi para kolaborator kami tambahan referensi untuk karya mereka selanjutnya.
Apa yang membedakan album ini dengan yang pertama?
Zaki: Album pertama berisi house music dengan sedikit vokal di sana. Album yang baru akan membawakan suara yang lebih luas, lebih banyak vokal, dan lebih mudah didengarkan. Tapi tetap masih ada karakter kami di dalamnya. Karakter Mantra Vutura sebenarnya bukan house music tapi pada elemen string atau keepikan suaranya sendiri yang terasa sinematik di setiap lagu di album terbaru.
Selanjutnya ada apa dari Mantra Vutura?
Zaki: Kami merencanakan sebuah tur! Dimulai dari pulau Jawa. Saya harap ini akan menjadi semacam tur jalur darat DIY yang membuat kami merasa seperti anak band.
Tristan: Kami memimpikan sebuah penampilan yang disiapkan secara eksklusif. Mantra Vutura dengan kelima kolaborator dan mungkin beberapa dari Twilite Orchestra. Jadi nantinya akan ada bagian string dan brass di sini-sana. Saya yakin itu akan terdengar epik!
Baca Juga: Rayakan yang Baru Bersama Kallula