Monica Karina pertama kali muncul di radar kami pada 2018 ketika dia hadir dalam trek terbaru Dipha Barus, ‘Money Honey (Count Me In)’. Lalu kami bertemu dengannya untuk wawancara sekitar dua bulan setelah trek debutnya rilis. Hampir dua tahun kemudian, dia masih saja keren, hanya dengan warna rambut setengah-setengah yang bold ditambah album yang rencananya akan dirilis tahun ini. Tetap gulirkan halaman ini untuk membaca obrolan kami dengan biduan yang super chic tentang musiknya, pandangannya pada orang-orang yang menyiarkan konser di Instagram Live, dan yang albumnya yang akan datang.

Generation Next: Monica Karina

Kita pertama kali bertemu pada 2018. Orang seperti apakah Anda waktu itu dan bagaimana perubahan Anda sejak saat itu?

Hal yang berubah dalam dua tahun ini tentu saja rambut Saya. Sekarang warnanya setengah-setengah. Saya juga mengenakan banyak barang-barang mismatched karena tampilan rambut ini. Kalau mau serius, mungkin akan lebih relevan jika Saya membicarakan musik, Saya menghabiskan lebih dari satu tahun mencoba mencari tahu ke mana mau membawa musik Saya dan hanya membiarkan diri dikelilingi oleh orang-orang yang menyenangkan untuk bekerja sama dan yang Saya sayangi. Saya sudah belajar bagaimana memprioritaskan diri sendiri.

Bisakah bagikan musisi teratas dari Spotify Wrapped Anda tahun ini?

Mulai dari yang nomor satu, Mahalia. Dia adalah salah satu musisi R&B favorit dan agak diremehkan menurut Saya. Kedua adalah Jakob Ogawa, ketiga adalah J. Cole, keempat adalah riana Grande–Saya tidak tahu mengapa dia ada di lima teratas Saya–dan kelima adalah Dipha Barus [tertawa]. Saya tidak bercanda! Mungkin Saya termasuk orang yang narsis, sehingga mendengarkan lagu Saya sendiri di Spotify, membuat Dipha Barus jadi salah satu top artist bersamaan dengan ‘Skin to Skin’ sebagai salah satu trek yang paling sering Saya dengarkan [tertawa].

Apakah mereka inspirasi Anda dalam bermusik?

Tentu saja iya. Rasanya inspirasi bisa datang dari mana saja, seperti kalau Saya menonton film, video musik, klip fesyen. Saya mendapatkan inspirasi dari mana saja.. Tapi bukan hanya datang dari lima musisi tadi, termasuk Dipha yang Saya temui setiap hari! Sehari-hari, Saya coba menemukan dan mendengarkan banyak musik baru dan tidak membatasi diri ke genre tertentu. Secara pribadi, Saya pikir sebagai musisi Anda harus cair dalam segala hal. Anda harus mampu menyerab banyak hal. Saya pendatang baru di industri ini, jadi rasanya masih harus belajar lebih banyak lagi.

Bagaimana Anda tetap jujur pada diri sendiri di tempat di mana banyak musisi selalu meningkatkan kecepatan rilisan mereka?

Mungkin untuk Saya sebagai musisi, Saya harus tahu apa yang menjadi visi Saya, yang Saya cintai, dan juga yang disukai. Sederhananya, jika menerapkan hal yang barusan Saya bilang di kehidupan sehari-hari, itu adalah tentang Saya membuat musik yang Saya suka. Saya tidak seharusnya memikirkan tren apa yang akan disukai orang-orang di 2020 atau musik seperti apa yang akan banyak diputar. Maksudnya, tidak salah jika itu memang cara Anda bekerja, karena tidak ada benar atau salah khususnya dalam membuat musik. Tapi secara pribadi, Saya hanya membuat hal-hal yang Saya cintai karena kepuasannya tidak datang dari mana pun. Sebagai orang yang narsis, Saya mungkin mendengarkan lagu sendiri di 2019, Saya pikir ada rasa yang membuat Saya terus mendengarkannya lagi dan lagi karena Saya mencintainya. Saya ingin terus mendapatkan perasaan seperti itu.

Seperti apa musik Anda dalam tiga kata?

Oh, ini sulit! Mudah didengarkan, sentimentil, menyenangkan [terkekeh]. Mungkin Saya tidak ingin memberikan terlalu banyak karena akan ada banyak hal yang datang di 2020 nanti dan itu seperti keseluruhan idenya.

Apa bagian favorit Anda ketika tampil di panggung?

Bagian favorit sepertinya melihat orang-orang mengapresiasi musik yang Saya buat. Meskipun baru sedikit musik yang Saya buat. Tapi setiap saat tampil dan melihat seseorang menyanyikan lirik lagu Saya, atau setidaknya bersenang-senang menikmatinnya, itu memberikan kepuasan bagi Saya dan membuat jadi merasa diapresiasi. Itu adalah perasaan yang tidak saya dapatkan dari tempat manapun.

Media sosial sudah mengubah pengalaman menikmati konser. Bagaimana perasaan Anda tentang orang-orang yang merekam atau mengambil foto untuk Instagram mereka ketika menonton penampilan langsung musisi favorit mereka?

Rasanya akan terasa naif untuk bilang Saya tidak setuju dengan hal tersebut. Itu sedang populer sekarang dan menjadi gaya hidup. Semuanya ada di Instagram. Jadi, ya, orang-orang merekam apapun untuk Instagram. Saya pikir ini adalah sesuatu yang perlu dibiarkan begitu saja. Ada banyak orang berpikir kalau ini adalah sesuatu yang negatif, tapi Saya pikir kita hanya perlu coba melihatnya dalam sorotan yang berbeda. Jika orang-orang ingin merekam Anda, itu artinya mereka mengapresiasi dan peduli pada Anda. Memang rasanya aneh ketika melihat semua orang mengarahkan ponselnya ketika sedang tampil di panggung. Jika Saya sedang tampil sendiri, Saya mungkin akan menyempatkan untuk meminta orang-orang untuk menurunkan ponsel mereka dan menciptakan suasana yang lebih akrab dan hadir di sana untuk momen itu. Mungkin Saya akan melakukannya. Tapi sejauh ini, hal tersebut tidak terlalu mengganggu. Karena terkadang Saya merasa lebih menyedihkan jika penonton hanya berdiri saja seperti patung.

Setidaknya mereka masih sedikit bergerak!

Ya, setidaknya mereka bersenang-senang! Mungkin salah saru yang Saya sukai dari tampil di panggung adalah dikirimi DM atau dihampiri oleh orang-orang yang bilang mereka menyukai musik Saya, apa yang mereka rasakan ketika mendengarkannya, atau nostalgia yang tercipta daripadanya. Dan Saya pikir, membuat musik tidak selalu tentang menciptakan apa yang ingin Saya ekspresikan. Bagaimana membuat musik adalah Saya memiliki visi sendiri, tapi ketika itu dirilis, musik tersebut seakan jadi milik orang lain sejak saat itu.

Apakah mengetahui orang-orang akan merekam ketika tampil di panggung mempengaruhi cara Anda berinteraksi dengan mereka, khususnya karena apapun terekam dan kemungkinan besar akan selamanya ada di internet?

Saya tidak peduli karena Saya orangnya cukup terus terang. Hal tersebut tidak mengubah siapa diri Saya ketika tampil. Sebaliknnya, Anda harus menghilangkan pikiran kalau siapa yang di depan atau di belakang kamera adalah orang yang berbeda. Tidak seharusnya Anda seperti itu. Maksudnya, tidak salah kalau Anda memikirkan apa yang Anda lakukan di depan orang banyak. Tapi untuk Saya sendiri, Saya adalah orang yang sama di depan dan belakang kamera. Jika saya ngaco, ya Saya ngaco! [tertawa]

Apa penampilan langsung terbaik yang pernah Anda tonton?

Sabrina Claudio ada di daftar pertama, dia tampil di We The Fest 2019. Itu adalah penampilan yang paling Saya tunggu karena merupakan fans beratnya. Saya membawa poster di hari penampilannya dan Saya akan ceritakan ini secara lengkap karenea Saya sangat bangga dengan ini. Jadi itu adalah poster dua sisi. Pada satu sisi ada tulisan, ‘Marry me, Sabrina!’ dan di sisi sarunya lagi bertuliskan, ‘I literally belong to you’ karena salah satu hit single-nya berjudul ‘Belong to You’. Selama penampilan berlangsung, Saya deg-degan ketika ingin mengangkat poster tersebut dan juga takut menutupi pandangan orang lain ke panggung. Tapi di akhir penampilan, Saya mengangkat posternya. Saat itu Saya di barisan paling depan, jadi dia lihat posternya. Ada rekamannya. Maksudnya, orang di sebelah Saya merekamnya dan Saya minta dikirimkan rekamannya.

Baru-baru ini juga Saya menonton Tinashe. Dia keren banget! Saya sangat menyukainya dan mengidolakannya sejak Aquarius. Sebelum dia tampil, Saya sempat bertemu untuk meet and greet. Saya berada di dekatnya selama 12 deti dan itu mungkin 12 detik terbaik dalam hidup Saya! [tertawa]

Bagaimana media sosial mempengaruhi Anda dalam berhubungan dengan para fans?

Pada titik ini sangat fundamental sih. Dulu ketika bertemu seseorang Anda mungkin bertanya, ‘Boleh minta nomor teleponnya?’ dan sekarang lebih seperti, ‘Boleh tahu nama Instagramnya?’. Yang keren tentang ini adalah Anda bisa terhubung dengan orang-orang dari seluruh dunia. Untuk Saya, salah satu hal yang mengejutkan adalah Anda bisa terhubunga dengan para musisi di seluruh dunia! Anda juga bisa jadi fangirl ke seseorang dan orang lain juga bisa melakukan hal yang sama kepada Anda. Media sosial mengaburkan semua batasan. Tidak peduli di mana Anda tinggal, zona waktu mana Anda berada, atau siapa Anda, Anda bisa terhubung dengan orang lain. Saya bisa bilang ke Sabrina kalau Saya mencintainya setiap hari! Mungkin itu tidak bisa Saya lakukan 5 tahun yang lalu!

Apakah Anda punya rencana merilis album di 2020?

Albumnya sedang dalam proses. Setahun terakhir Saya menghabiskan waktu mencari suara yang Saya sukai dan cocok untuk Saya. Karena pada awalnya, sulit juga membedakan jenis musik yang Saya nikmati dan musik yang ingin Saya buat. Sepertinya sekarang Saya mulai mengerti kalo keduanya berbeda. Dulu Saya tahu musik sebagai pendengar. Saya tidak pernah berpikir diri Saya sebagai seorang musisi. Tapi agaknya itu sesuatu yang sangat saya sukai sekarang. Saya belajar kalau ketika Anda bercerita itu tentu berbeda dengan ketika Anda mendengar cerita. Itu sih yang Saya coba mengerti setahun terakhir.

Saya tidak punya cerita yang menginspirasi seperti mulai bermusik sejak usia 9 tahun atau menulis lagu sejak usia 10. Saya tidak punya itu. Saya berada di bidang berbeda jika dibandingkan dengan musik dulu dan sekarang di sini Saya merasa sangat bersyukur tentang itu. Tapi itu artinya Saya perlu belajar lebih banyak lagi jika dibandingkan rekan-rekan yang lain.

Apakah Anda punya rencana merilis album di 2020?

Albumnya sedang dalam proses. Setahun terakhir Saya menghabiskan waktu mencari suara yang Saya sukai dan cocok untuk Saya. Karena pada awalnya, sulit juga membedakan jenis musik yang Saya nikmati dan musik yang ingin Saya buat. Sepertinya sekarang Saya mulai mengerti kalo keduanya berbeda. Dulu Saya tahu musik sebagai pendengar. Saya tidak pernah berpikir diri Saya sebagai seorang musisi. Tapi agaknya itu sesuatu yang sangat saya sukai sekarang. Saya belajar kalau ketika Anda bercerita itu tentu berbeda dengan ketika Anda mendengar cerita. Itu sih yang Saya coba mengerti setahun terakhir.

Saya tidak punya cerita yang menginspirasi seperti mulai bermusik sejak usia 9 tahun atau menulis lagu sejak usia 10. Saya tidak punya itu. Saya berada di bidang berbeda jika dibandingkan dengan musik dulu dan sekarang di sini Saya merasa sangat bersyukur tentang itu. Tapi itu artinya Saya perlu belajar lebih banyak lagi jika dibandingkan rekan-rekan yang lain.

Jika bisa memberikan nasihat ke fans, apa yang akan Anda katakan?

Sepertinya Saya pernah memberikan nasihat ini lewat COTTONINK? Maksdnya, seklise kedengarannya, jangan biarkan Anda berpikir kalau sesuatu itu terlalu sulit. Ingatlah kalau tahap tersulit dalah langkah pertama. Tapi dari sana, Anda hanya perlu melanjutkan saja. Jika hal tersebut berujung buruk, setidaknya Anda tahu sudah pernah mengambil langkah pertama.

Baca Juga: COTTONINK Men: Ngobrol Digital bersama Matter Mos

You May Also Like