Kita semua tahu kalau industri musik Indonesia saat ini sedang berevolusi. Keberadaannya menjadi menarik dan memiliki banyak kemungkinan dengan pertumbuhan pendatang baru yang meningkat, termasuk bintang sampul kita, Stephanie Poetri. Orang-orang mungkin mengenalnya sebagai putri bungsu dari Titi DJ. Tapi jika sedikit melupakan ibunya yang seorang Diva, Stephanie adalah seorang keajaiban pop yang sedang mengembangkan dirinya dengan memiliki lebih dari 6 juta pendengar streaming.

Dalam dua bulan terakhir, gadis Taurus ini sudah merilis dua trek yang diproduksinya sendiri, “Appreciate” dan satu yang bikin ketagihan “I Love You 3000”, yang terinspirasi dari Avengers: Endgame. Single debutnya mencampur musik pop dengan sedikit ketukan elektronik, sementara single kedua lebih bercitarasa akustik.

Kami duduk dengan gadis keren yang ceria ini membicarakan musiknya, keluarganya yang sanga musikal, dan bermain game online untuk melepaskan hasrat kompetitifnya.

Selamanya keren seperti Stephanie Poetri

Stephanie Poetri

Bisakah perkenalkan sedikit diri Anda?

Hai Saya Stephanie Poetri. Disebutnya seperti menyebut “poetry” bukan “putri” supaya terdengar lebih keren. Saya setengah Indonesia dan Amerika, tapi tumbuh besar di sini membuat Saya mengidentifikasian sebagai orang Indonesia terlepas hidung yang mancung.

Anda baru saja merilis dua single, “Appreciate” dan “I Love You 3000”, dalam dua bulan terakhir. Bisakah ceritakan sedikit tentang itu?

Pembuatan single pertama, “Appreciate”, sangatlah direncanakan dengan baik. Saya mencari produser muik dan memiliki sutradara untuk video musiknya. Pokoknya ini adalah proyek yang lebih serius. Sementara “I Love You 3000” hadir dengan tiba-tiba.

Jadi Saya sedang melakukan Q&A di Instagram dan iseng melempar, “Coba kirim frase apapun, nanti Saya buat jadi lagu!”. Q&A-nya terjadi tidak lama setelah Avengers: Endgame rilis, jadi ada banyak yang minta Saya mencoba frase “I Love You 3000”. Lalu Saya membuat sebuah chorus yang sangat pendek dan semua orang bilang, “Ya ampun, bisakah bikin ini jadi lagu sungguhan?”. Lalu Saya setuju dengan ide itu. Awalnya Saya hanya ingin membagikan lagu ini di Instagram. Tapi ketika Saya tunjukkan ke ibu, dia bilang ini bagus dan meminta Saya untuk menjadikannya single.

Tapi sejujurnya, produksi lagu tersebut tidak direncanakan seperti “Appreciate”. Saya memproduksi “I Love You 3000” sendiri dengan bantuan teman, Austin Ong. Jadi semuanya memang terasa sekali DIY. Dan, iya, judulnya terinspirasi oleh frase dari Endgame. Tapi lagunya sendiri tida berkaitan. Hanya ditambahkan sedikit dari film di baris pembuka yaitu, “I see you standing there in your Hulk outerwear.” [tertawa]

Apa alasan membuat “Appreciate” dalam dua bahasa?

Awalnya lagu tersebut ditulis dalam bahasa Inggris karena Saya berpikir dengan bahasa itu. Sekarang, ketika berbicara bahasa Indonesia, rasanya seperti menerjemahkannya langsung di kepala Saya. Tapi, yah, lagu itu ditulis dalam bahasa Inggris lalu ibu mendorong untuk membuat versi dalam bahasa Indonesia. Iseng saja dan supaya orang-orang tahu saya bicara dua bahasa.

Bagaimana mendeskripsikan musin Anda dalam tiga kata?

Musik saya sesungguhnya adalah EDM. Tapi itu cuma satu kata! [Tertawa] Elektronik bertemu organik. Jadi meskipun terdengar elektronik, akan selalu ada suara organik seperti gitar atau piano atau gamelan. Saya suka sekali suara gamelan.

Stephanie Poetri

Bagaimana rasanya datang dari keluarga musisi?

Sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan memiliki orangtua seorang pebisnis karena ibu tidak pernah memaksakan idealismenya ke Saya. Tapi memiliki orangtua musisi membantu karena ketika memutuskan untuk menjadi musisi juga, dia tahu banyak hal. Khususnya terkait industri musik di Indonesia. Dia punya banyak hal untuk membantu Saya. Tapi itu hampir mirip dengan pengalaman semua orang. Jika orangtua Anda seorang pengacara dan Anda memilih menjadi pengacara juga, mereka akan membantu Anda dalam memulai.

Bagaimana ibu memengaruhi selera musik Anda?

Tidak banyak. Dia selalu terbuka dengan membiarkan Saya menggali selera sendiri. Tapi karena selera Saya agak pop, dia sering mengenalkan musik baru ke Saya. Saya sendiri cenderung mendengarkan musik barat. Bukannya tidak suka dengan musik Indonesia, tapi setiap membuka daftar putar dari platform musik digital, mereka pasti selalu berisi lagu dalam bahasa Inggris. Jadi ibu benar-benar mengenalkan lagu-lagu Indonesia yang mungkin belum pernah Saya dengar.

Kapan Anda tahu kalau ingin jadi musisi?

Sepertinya sejak kecil Saya sudah suka menyanyi dan musik. Tapi berpikir kalau ini bisa jadi sesuatu adalah ketika Saya mulai menulis lagu. Tadinya Saya pikir menjadi penyanyi hanya bernyanyi saja. Lalu ketika Saya mulai menulis lirik sendiri, di situlah Saya merasa bisa menjadi kreatif juga.

Saya selalu menyukai seni dan membuat sesuatu. Jadi pikiran kalau Saya bisa membuat sesuatu dan bernyanyi di waktu bersamaan adalah hal terbaik! Sepertinya ide untuk menjadi musisi muncul ketika masih SMA. Saya mengambil kelas seni kreatif, tapi saat itu Saya mulai rindu bermusik. Jadi Saya membuat musik di waktu luang. Dan ketika lulus baru menyadari kalau Saya ingin menjadi penyanyi!

Anda punya video yang membicarakan Player Unknown’s Battlegrounds (PUBG). Apakah Anda tertarik dengan game ponsel tersebut?

Saya seorang e-girl dan suka sekali bermain game! Mungkin karena kakak lelaki Saya suka main game dan Saya meniru apa yang dia lakukan–seperti waktu Anda masih kecil dan suka meniru saudara Anda. Seiring bertumbuh, Saya mulai sangat menyukai games. Sebagian besar karena Saya adalah orang yang sangat kompetitif!

Rasanya menyebalkan karena ketika masih sekolah Saya melakukan olahraga dan kompetisi lain lalu ketika lulus, Saya tidak lagi melakukan hal-hal tersebut. Tidak ada lagi bermain dengan tim. Jadi Saya kan semangat kompetitif itu dari bermain game, khususnya PUBG. Di mana terdapat kerja tim dan juga seperti Saya coba untuk membuktikan diri Saya ke teman-teman setim. Ini juga bisa jadi seperti berkompetisi melawan tim Anda sendiri.

Adakah kemampuan yang ingin Anda jelajahi lebih jauh?

Seni. Saya dulunya sangat suka design grafis dan animasi dan saat ini sedang coba menyelami lebih dalam ke hal tersebut. Jadi di kemudian hari video musik Saya akan ada animasi yang Saya buat sendiri. Saya bahkan mengedit semua video musik Saya sendiri dan sangat ingin mengerjakan design sampul di kemudian hari supaya seluruh karir Saya berpusat pada DIY.

Apa yang Anda tunggu saat ini?

Saya merasa bersyukur dengan sebaik apa lagu “I Love You 3000” diterima. Lagu ini diterima oleh semua orang–fans Marvel, fans K-Pop–menyenangkan sekali. [tertawa] Saya sangat menunggu penerimaan orang-orang pada lagu selanjutnya. Semoga mereka akan menyukainya karena Saya menantikan proses kreatif dan umpan balik dari orang-orang.

Stephanie Poetri

Kapan lagu berikutnya akan muncul?

Saya benar-benar tidak tahu. [Tertawa] Semuanya tergantung pikiran Saya. Jika Saya merasa kreatif maka nantinya akan ada sebuah lagu. Jika tidak, kita harus menunggu.

Baca Juga: Petualangan Dadakan ke Penang dan Bangkok

You May Also Like